Sabtu, 24 Oktober 2015

Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin Kala I

Disusun oleh :
Nama   : Intan Purnomo Wulan
Nim     : 025.01.01.14
Kelas   : A
Diajukan Untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Kegawatdaruratan ”Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir”
Dosen  : Moudy E.U Djami, MKM.,M,Keb
AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2015




















Untuk dapat membantu Ibu agar mempunyai pengalaman bersalin yang menyenangkan maka bidan harus dapat memfasilitasi setiap perubahan yang terjadi. Kehadiran pendamping persalinan dan dukungan dari penolong persalinan akan sangat membantu Ibu untuk menjalani persalinan dengan menyenangkan. Perubahan psikologis sering dialami oleh Ibu bersalin dan merupakan hal yang wajar. Apabila Ibu bersalin tidak mampu beradaptasi dengan perubahan psikologi maka dapat memberikan efek jangka panjang dan berlanjut pada gangguan psikologi yang lebih berat. Kenyataan yang ada di lapangan tenaga kesehatan sering mengabaikan permasalahan psikologis yang berkaitan dengan perubahan psikologis.

Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:

  1. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi, dsb.)
  2. Penerimaan kehamilan
  3. Pengalaman sebelumnya --> Ibu yang sebelumnya mengalami persalinan yang lama dan sulit akan mengalami cemas yang berlebihan
  4. Kesiapan emosional Ibu
  5. Dukungan (Bidan, suami, keluarga, sistem kesehatan) --> membantu menurunkan cemas
  6. Lingkungan
  7. Mekanisme koping --> adalah cara menyelesaikan masalah dan mengatasi perubahan yang terjadi.
  8. Budaya
Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai berikut: 
  1. Perasaan tidak enak
  2. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
  3. Sering memikirkan antara lain :
  • Apakah persalinan berjalan normal
  • Menganggap persalinan sebagai percobaan
  • Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam  menolongnya
  • Apakah bayinya normal apa tidak
  • Apakah ia sanggup merawat bayinya
      4.  Ibu merasa cemas

Masalah psikologis yang mungkin terjadi:
  1. Kecemasan menghadapi persalinan --> kaji penyebab kecemasan, orientasikan lingkungan tempat bersalin kepada Ibu, pantau tanda vital, ajarkan pada Ibu mengenai teknik-teknik relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus.
  2. Kurang pengetahuan tentang proses persalinan --> kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent.
  3. Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif) --> Berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung.
Rasa sakit/Nyeri (pain relief)
Kontraksi uterus menimbulkan efek nyeri pada Ibu selama proses persalinan. Rasa nyeri dapat juga dipengaruhi oleh kelelahan, paritas, prosedur medik, mekanisme koping, dan kecemasan yang akan menyebabkan peningkatan nyeri.

Tatalaksana perubahan psikologis pada kala I:
  1. Beri dukungan dan dengarkan keluhan Ibu.
  2. Jika Ibu tampak gelisah/kesakitan:
  • Biarkan ia berganti posisi sesuai keinginan, tapi jika di tempat tidur sarankan untuk miring ke kiri.
  • Biarkan ia berjalan atau beraktivitas ringan sesuai kesanggupannya.
  • Anjurkan suami atau keluarga memijat punggung atau membasuh muka Ibu.
  • Ajari teknik bernapas.

Daftar Pustaka
Indrayani, S.ST, dkk. 2012. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.Bandung:TIM
Dr. Nurdadi Saleh, SpOG, dkk. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO, POGI, IBI
Widyatun, Diah.2012. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala I. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/perubahan-fisiologis-dan-psikologis.html#ixzz3q1RQTJeZ. 7 November.23:13

Senin, 01 Juni 2015

Vaksin di Mata Masyarakat

Pasti kalian pernah mendengar tentang keraguan vaksin di masyarakat, kan? Atau mungkin kalian yang meragukan keamanan vaksin itu sendiri? Ya, hal itu memang tak bisa disalahkan. Pasalnya, vaksin memang berasal dari bahan-bahan "haram" namun manfaatnya yang luar biasa sudah tak mungkin dipungkiri lagi.

Imunisasi, begitu masyarakat umum menyebutnya, telah dilakukan sejak tahun 1996. Pada tahun itu, vaksin digunakan untuk memberantas penyakit cacar. Lalu, penggunaan vaksin berlanjut pada tahun-tahun berikutnya hingga sekarang.

Namun walaupun begitu, ternyata lamanya penggunaan vaksin oleh bangsa kita tak terlalu mempengaruhi pikiran mereka akan vaksin tersebut. Banyak masyarakat yang masih berpikir "haram" seakan-akan kata itu sendiri telah menempel erat pada si vaksin.

Padahal, dibalik bahan-bahan vaksin yang tergolong haram, tersembunyi manfaat-manfaat luar biasa yang semenjak dulu sudah membantu kita melindungi diri dari penyakit.

Namun sama seperti halnya sesuatu yang tak disetujui, penggunaan vaksin juga mendapat respon positif dari masyarakat. Tapi satu hal yang penting adalah, keputusan itu berasal dari diri kita sendiri. 


Jumat, 29 Mei 2015

Kuliah?


Itu satu kata yang tak pernah terpikirkan olehku. Aku selalu berpikir, itu urusan nanti. Aku akan menghadapinya nanti. Tak perlu memikirkannya sekarang.
Tapi pernahkah kau mendengar seseorang berkata, bahwa sebenarnya waktu berjalan lebih cepat bahkan sebelum kau menyadarinya? Atau bahwa hidup ini hanyalah sementara? Itulah yang terjadi padaku. Dan aku baru menyadarinya.
Aku baru berpikir lebih jauh tentang kuliah saat duduk di bangku kelas 3 SMA. Saat banyak universitas datang berbondong-bondong menuju sekolahku. Saat mereka menawarkan fasilitas dan lulusan terbaik. Saat mereka menawarkan harga terbaik dan kemampuannya yang terbaik.
Dan saat itulah, baru terpikir di benakku,"Akan kuliah dimanakah aku?","Apa jurusan yang akan kuambil?","Apa yang benar-benar kusukai?". Semua itu datang bertubi-tubi merayapi pikiranku. Dan melihat semua promosi kampus itu, semakin membuatku bingung.